Update 2023
Sekarang Rowo Jombor lokasinya sudah bagus dan modern ya. Bisa dicek foto-fotonya di mesin pencari Google. Tulisan ini mungkin sudah tidak relevan untuk menggambarkan situasi Rowo Jombor saat ini. 

Di mana itu Rowo Jombor?

Kalau ditanya destinasi wisata di Jogjakarta, hampir semuanya akan mengatakan destinasi-destinasi wisata yang umum dikunjungi, seperti candi Prambanan, Maliobro,Monumen Jogja Kembali, paling jauh mungkin Pantai Parangtritis,Pantai-pantai di Gunung Kidul dan sekitarnya. Kali ini saya akan mengajak Anda mengenal suatu destinasi wisata di Ujung perbatasan Yogyakarta,tepatnya di daerah Klaten. Tempat ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh masyarakat Jogja hanya saja nampaknya tempat ini kurang terekspos karena jalan menuju memang cukup jauh dan tidak ada kendaraan umum yang melewatinya. Baiklah, saya perkenalkan nama tempatnya Rowo Jombor.

pemandangan rowo jombor klaten

Transportasi Menuju Rowo Jombor

Sesuai dengan namanya, Rowo Jombor merupakan suatu wilayah Rawa-rawa. Rowo Jombor terletak di wilayah Klaten, sekitar 1 jam dari Yogyakarta. Sayangnya tidak ada angkutan umum untuk menuju ke sana. Transportasi menuju ke sana adalah dengan mobil carteran atau jika pergi sendiri atau berdua bisa dengan menggunakan rental sepeda motor. Harga carteran mobil di Yogyakarta adalah 250.000/24 jam, sedangkan untuk sepeda motor 50.000/hari. Tidak terlalu banyak plang dan rambu-rambu yang menunjukkan lokasi ini, sehingga bila Anda pertama kali ke tempat ini ada baiknya mencari info terlebih dahulu melalui google maps atau nanya sana sini, hehe.

Tempat ini cocok untuk Anda yang suka berpetualang dan ingin mencari tujuan wisata yang berbeda, jadi pengorbanannya memang lebih besar. Jalan dari Yogyakarta ke Klaten tidka terlalu sulit, karena merupakan jalan antar propinsi sehingga jalannya cukup mulus dan tinggal lurus saja ikutin jalan. Yang sulit adalah jalan masuk menuju Rowo Jombor. Kalau tidak salah ada satu rambu yang menunjukkan keberadaan Rowo Jombor, jika tidak menemukan Anda bisa mencari alternatif rambu dengan tulisan Teluk Bayat. Tidak jauh dari plang tersebut Anda akan menemukan belokan ke selatan dan ditandai dengan rambu tidak resmi yang sepertinya dibikin masyarakt sekitar bertuliskan Rowo Jombor. Jalan menuju ke Rowo Jombor sebenarnya sangat halus, hanya saja banyak belokan sehingga harus benar-benar tahu belokan mana yang harus diambil (bisa tanya warga masyarakat sekitar yang sangat ramah).

Rowo Jombor;Destinasi Wisata Alternatif di Ujung Yogyakarta

Friday 6 April 2012

Saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka baca novel, apalagi novel-novel jenis chicklit dan teenlit. Saya tergolong anti dengan jenis novel satu itu. Tapi tidak dengan novel yang satu ini. Awalnya saya iseng-iseng searching lagu Frank Sinatra dan menemukan lagu berjudul Moon River. Saya langsung jatuh cinta begitu mendengar lagunya. Mengetahui hal itu, teman saya merekomendasikan saya untuk membaca novel berjudul Test Pack ini. Kok bisa? Karena lagu Moon River ada dalam novel tersebut. Aneh si sebenarnya, tapi entah kenapa saya akhirnya tertarik untuk mengetikkan ‘test pack’ di komputer katalog toko buku langganan. Voila, setelah baca resensi di belakang novel saya langusng tertarik. Bungkus!


novel tentang hamil


Setelah novel itu ada di tangan, saya berharap semoga saya tidak bosan membacanya, saya berharap saya tidak sedang membaca sebuah jalinan cerita ala sinetron Indonesia. Thanks God! Saya benar-benar menemukan novel yang brilian. Novel ini langsung menceritakan masalah yang menjadi inti utama dari novel ini, yaitu penantian pasangan muda akan kelahiran seorang anak di tengah kehidupan mereka. Tokoh utama dalam novel ini adalah Rahmat Natadiningrat (Kakang),seorangpsikolog sekaligus dosen dan Arista Natadiningrat (Tata) yang berprofesi sebagai pengacar di sebuah law firm. Mereka telah menikah selama 7 tahun namun belum juga dikaruniai keturunan. Klasik mungkin tapi penulis mampu mengemas problem ini menjadi sangat menarik untuk diikuti. Tata digambarkan sangat terobsesi mempunyai anak sampai hobi membeli test pack untuk senantiasa mengecek kehamilan. Sedangkan Kakang sangat santai dan tidak terlalu ambil pusing soal anak bahkan di mata Tata , Kakang terlihat santai dan tidak serius menginginkan anak. Padahl Kakang hanya tidak ingin membuat Tata kecewa, Kakang mencintai Tata krena dia memang mencintainya. Klimaks terjadi ketika Tata harus menghadapi kenyataan bahwa dia tidak akan bisa memiliki anak karena dokter menyatakan bahwa Kakang infertil. Saat itulah terjadi sebuah kesalahpahaman yang membuat situasi menjadi sedikit rumit. Mampukah Tata mempertahankan cintanya untuk Kakang? Buat yang belum dan akan menikah, you must read this novel!!

Setelah membaca novel ini saya jadi teringat quotes dari paman Coelho; intinya kamu mencintai seseorang karena kamu mencintainya, tidak ada alasan kenapa kamu mencintai seseorang. Novel ini sangat realistis sehingga enak dibaca. Ending novel juga tidak terlalu ‘wah’ atau bikin orang terkejut. Biasa saja. Tapi justru di ditulah kekuatannya karena itu berarti novel ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Kekuatan komitmen adalah hal yang menjadi pesan utama yang ingin disampaikan penulis. Pada bagian terakhir novel ini ada satu pernyataan yang cukup menarik yang ditulis oleh Tata:

I love her because of the way she treats me, what happens if if she stops treating you the way you love?

I love him because of the way he makes me feel, then what happens if he stops making you feel that way?

Tanpa terasa air mata meleleh (lebay). Secara umum novel ini tidak menunjukkan kehidupan glamour seperti pada novel chicklit pada umunya, novel ini sangat biasa dan terlampau biasa dengan isi yang istimewa. Tidak ada istilah menghakimi, penulis mampu mengarahkan penulis untuk mengambil kesimpulan secara tepat ditambah lagi dengan bahasa yang ringan semakin menambah kenyamanan pembaca dalam mengikuti alur cerita. Jujur saya sebenernya masih agak sedikit kecewa dengan endingnya, he he... menurut saya, kurang sedikit menggigit, tapi tetap termaafkan dengan keseluruhan cerita yang cerdas dan tidak bertele-tele.

Tunggu, saya melupakan satu hal, dimana letak hubungan antara Frank Sinatra dan novel ini? Ternyata, Lagu Moon River Om Sinatra adalah soundtrack Tata dan Kakang. That’s definietly romantic.


From now on, start loving someone because you want to (Ninit Yunita, Test Pack)

Beli Novel Test Pack Di Sini

Test Pack; Test Your Commitment

Monday 9 January 2012

Updated 2023
Ibu Siti Nurul Kusumawardhani telah berpulang pada tanggal 10 November 2015 di Bandung (Al Fatihah)

Darimana Tahu Museum Ullen Sentalu?

Kalau dilihat dari namanya seperti bukan dari Jawa, malah agak sedikit berbau luar Jawa. Padahal ini adalah tempat unik di Jogja. Ya, jogja, nggak nyangka kan? Ullen Sentalu adalah sebuah museum seni budaya Jawa yang terletak di daerah wisata Kaliurang tepatnya di jalan Boyong. Tempatnya memang agak nyempil, tapi hal itu justru membuatnya eksklusif dan unik. Awalnya saya tahu museum ini dari adek AAI yang saat itu mengajak rihlah ke sana tapi malah nggak kesampaian, dan baru hari ini akhirnya berhasil berkunjung ke sana.

Kalau kita membayangkan museum seperti ruangan tua dengan pintu kayu yang kapuk, anda benar. Museum ini dari luar tampak seperti rumah nenek sihir tua di cerita Hans and Gretel. Tapi jangan salah, suasana di dalamnya benar-benar berbeda. Museum ini terdiri dari beberapa ruangan utama yang terletak di tengah-tengah hutan buatan kecil. Pokoknya bener-bener serasa di hutan tropis. Tour guide saya, mbak menik, membawa saya memasuki lorong panjang yang berujung di sebuah ruangan berisi gamelan dan beberapa lukisan wanita sedang menari. Dari mbak menik saya tahu bahwa museum ini adalah museum keluarga dari Siti Nurul Kusumawardhani.

Trip to Ullen Sentalu

Tuesday 19 October 2010