Mengatur Keuangan ala Ibu Rumah Tangga dengan Bullet Journal

Monday 6 April 2020

Persoalan mengatur keuangan menurut saya merupakan pengetahuan yang dinamis dan tidak bisa disamakan antara satu orang dengan lainnya. Saya baru belajar mengatur keuangan ya setelah jadi ibu rumah tangga. Jangan ditiru ya! Waktu kecil saya tidak punya pengalaman bagaimana mendapatkan dan mengumpulkan uang karena hampir seluruh keinginan saya 'selalu' dipenuhi oleh orang tua.

Ketika sudah bekerja dan punya uang sendiri pun gaji saya cuma numpang lewat. Keseringan jajan skin care sama kosmetik. Haha. Jangan ditiru lagi ya! Saya jadi paham kenapa Mbak Ligwina bilang kalau belanja itu nomor satu dalam tahapan pengaturan keuangan. Intinya harus punya pengalaman belanja dulu untuk bisa bijak dalam mengelola keuangan.

Pengaturan keuangan rumah tangga dengan bullet journal




Maaf ya jadi kebanyakan intro. Sebenarnya tulisan di atas adalah semacam disclaimer bahwa saya tidak memiliki latar belakang yang baik dalam konsep mengatur uang. Sehingga pengalaman mengatur keuangan yang akan saya bagikan di sini sifatnya personal dan tentu akan terus diperbarui. Saya cuma ingin berbagi apa yang sudah berhasil di saya dan semoga bisa jadi referensi untuk keluarga lainnya. Selamat membaca!

PERJALANAN MENGATUR KEUANGAN DENGAN ANEKA MACAM TOOLS
Sebelumnya saya melakukan pencatatan keuangan rumah tangga di aplikasi Money Manager. Saya beli yang pro supaya bisa di-import dan dihubungkan ke Microsoft Excel. Tapi saya merasa aplikasinya terlalu ribet dan kurang cocok untuk orang Indonesia karena terlalu banyak menu (menurut saya ya). Format Excelnya juga bikin bingung dan kurang praktis (tidak ada shortcut).

Aplikasi keuangan rumah tangga android

Akhirnya saya coba bikin sendiri template excel sederhana, isinya cuma pemasukan sama pengeluaran, tanpa kategori apa pun.

Lalu Excelnya berkembang menjadi seperti gambar di bawah ini. Ohiya laporan keuangan rumah tangga saya menggunakan penanggalan 25 ke 25. Jadi 25 Januari ke 25 Februari untuk laporan bulan Februari.

Mengatur  keuangan rumah tangga

Dari Excel ini sebenarnya sudah lumayan disiplin, tapi kadang data saya nggak update, karena semua nota dan struk saya rekap di tanggal 20. Dan kadang bikin capek juga ngerekap karena numpuk. Belum lagi kalau ada lupa-lupa pembelanjaan yang tanpa struk. Kekurangannya, saya nggak bisa sewaktu-waktu melihat posisi keuangan. Oiya kalau ada yang mau template Excel di atas,bisa komen dengan alamat email ya. Nanti akan saya kirimkan.

Lalu pada suatu ketika saya menemukan video bagus tentang bullet journal yang mencatat pengeluaran harian. Tidak berhenti di situ, saya eksplor lebih jauh soal financial tracker di bullet journal. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mengatur keuangan rumah tangga dengan bullet journal.

BULLET JOURNAL
Saya mengenal bullet journal akhir tahun lalu (2019). Bullet journal merupakan sebuah konsep journaling yang dilakukan di sebuah buku kosong. Bukunya bisa berupa garis-garis, titik-titik, maupun kotak-kotak kecil. Tidak seperti buku agenda tahunan yang sudah ada default templatenya. Bullet Journal ini sifatnya kita sendiri yang membuat desainnya. Ribet? Menurut saya nggak sama sekali. Malah journalling seperti ini bisa jadi semacam quality time untuk saya.

Bullet journal typo


Saya menggunakan dotted journal book dari Typo. Namun untuk memulainya kamu tidak perlu beli journal yang fancy kok! Coba saja beli buku kotak kecil biasa, atau notebook full bergaris untuk tahap awal. Atau kamu bisa coba versi digitalnya melalui aplikasi Zinia.

Bullet journal with zinnia


FINANCIAL TRACKER DENGAN BULLET JOURNAL
Dengan metode fianncial tracker yang nyaman dan reliable, saya dan suami jadi punya data dan bahan untuk perencanaan finansial ke depan sekaligus evaluasi bulanan pos mana saja yang masi bocor. Wkwkwwk

Setidaknya ada empat komponen yang saat ini saya gunakan dalam financial tracker dengan bullet journal, antara lain FINANCE GOALS, INCOME TRACKER, BUDGETING, dan SPENDING TRACKER. Semuanya dilakukan setiap bulan ya.

FINANCE GOALS
Nah, untuk ini tentu sangat berbeda dari tiap rumah tangga. Saran saya, realistis dalam menetapkan finance goals. Tidak harus yang muluk-muluk, dan bisa mulai dari sesuatu yang kecil namun menurut keluarga kita penting. Biasanya kalau sudah beberapa kali melakukan pencatatan keuangan, nanti bisa tahu pos-pos mana yang perlu dilakukan pencapaian GOAL.

Kalau saya sendiri membaginya jadi 3 bagian; pendapatan, tabungan dan konsumsi. Masing-masing kategori harus punya Goal yang ingin dicapai setiap bulannya. Sebenarnya ada juga Finance Goals jangka panjang, seperti tahunan dan lima tahunan. Tapi Goals jangka panjang tersebut sangatlah umum dan kalau saya biasanya seputar aset. Karena sangat umum jadi tidak saya sampaikan di sini ya.

Pengaturan keuangan rumah tangga



INCOME TRACKER
Saya ibu rumah tangga yang terkadang mengerjakan proyek lepas sebagai freelancer. Suami bekerja di luar rumah. Menurut saya, apapun pekerjaannya, tetap penting untuk mencatat setiap pemasukan yang ada selama satu bulan. Hal ini penting untuk mengetahui posisi kekayaan pada bulan tersebut sekaligus membandingkan dengan pengeluaran yang terjadi di akhir bulan.

BUDGETING
Karena penghasilan saya tidak menentu, maka seluruh keperluan primer rumah tangga 100% alokasinya berasal dari penghasilan suami. Ingat ya, keperluan primer. Apa saja contohnya? Lagi lagi ini akan bervariasi skalanya tiap rumah tanga. Untuk saya dan suami yang masih berdua keperluan primer kami masih berkutat seputar tagihan, groceries, rumah, entertainment, dan trasnportasi. Saya mencoba klasifikasikan per kategori; yaitu BILLS (B), GIVING (G), GROCERIES (V-Groc), HOME (V-H), EATING OUT/JAJAN (V-E), TRANSPORT (V-T), LAIN (V-O). Setiap kategori nantinya akan diberikan alokasi dana (budget) dengan angka yang realistis. Budgeting ini akan lebih mudah jika sudah pernah setidaknya satu siklus mejalankan pencatatan keuangan.

SPENDING TRACKER
Mneurut saya ini adalah fitur yang paling membuat saya disiplin untuk mencatat pengeluaran harian secara rutin dan tidak sampai menumpuk. Karena tidak perlu menyalakan device tertentu, jadi saya bisa dengan mudah dan cepat mencatat pengeluaran harian setidaknya di malam hari sebelum tidur atau pagi hari setelah sholat subuh.


Pencatatan keuangan dengan bullet journal
.
Sebenarnya contoh spending tracker di atas menurut saya masih kurang efektif, karena saya tidak bisa langsung tahu posisi pengeluaran tiap kategori. Untuk bulan depan rencananya saya akan membuat spending tracker seperti di bawah ini.

mengatur keuangan ala ibu rumah tangga

Jadi nanti setiap input pengeluaran langsung dimasukkan ke kategorinya. Setiap waktu bisa melihat posisi pengeluaran dibanding dengan budget. Selain itu, pencatatan tipe pembayaran juga penting. Apalagi sekarang kan sudah banyak transaksi cashless. Jangan sampai nanti bingung kalau saldo Gopay cepat habis. Hihihi

EVALUASI
Pencatatan keuangan ala Ibu Rumah Tangga di atas tidak akan berarti kalau tidak ada evaluasi. Untuk evaluasi bulanan, saya tetap menggunakan Excel untuk komparasi total pengeluaran dan budget yang dialokasikan. Hasil evaluasi bulanan saya tuangkan dalam tulisan di bullet journal untuk kemudian bisa menghasilkan rekomendasi dan rencana aksi nyata di bulan berikutnya. Sedaaap...

Pencatatan keuangan dengan bullet journal


Selain itu, dengan Excel saya juga bisa dengan mudah membuat grafik perbandingan seperti ini.

Pencatatan keuangan dengan bullet journal

Bulan ini saya masih bikin grafik manual hehe. Alasannya karena seru aja gitu bikin grafik pake tangan. Dengan adanya grafik kita bisa melihat gambaran besar keuangan rumah tangga dan perbandingan tiap bulannya. Seperti terlihat di atas, di Bulan Maret pengeluaran saya di atas budget dan income. Nah kira-kira kenapa? Jadi bisa dibedah satu-satu. Oiya akan lebih baik lagi kalau ada pemisahan pengeluaran antara pengeluran bulanan dan pengeluaran insidental lainnya termasuk pengeluaran tahunan seperti medical check up, Pajak Motor, dan sejenisnya.

Tentunya metode pengaturan keuangan rumah tangga yang saya sampaikan di atas masih banyak memiliki kekurangan. Tapi semoga bisa jadi inspirasi untuk mulai merapikan keuangan rumah tangga ya. Berapapun penghasilannya, semua tetap harus tercatat agar mudah pertanggungjawabannya. Betul apa betul? Terima kasih sudah membaca!


Post a Comment