Alhamdulillah, akhirnya sampai juga pada tulisan ketiga tentang Chevening. Nah, kali ini saya akan sedikit membagikan pengalaman menjadi Chevening Scholars di University of Birmingham. Saya menganggap tulisan ini sebagai #throwback sekaligus melepas kerinduan saya akan Inggris. Diambil yang baik-baik saja ya.
Sebelum berangkat ke Inggris, setiap Chevening Scholars telah memiliki Program Officer (PO) yang akan memandu segala macam teknis persiapan keberangkatan. Keberadaan PO menjadi semacam perwakilan Home Office UK bagi tiap scholars. PO memiliki peran yang besar untuk memastikan para scholars tidak 'terlantar' dan kesusahan ketika tiba di Inggris.
Sebagai Chevening Scholars proses menuju keberangkatan bisa dibilang sangat lancar. Saya bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk segala macam urusan teknis keberangkatan. Mulai dari visa hingga tiket pesawat. Semuanya gratis. Saya juga sudah dibekali dengan cash card yang berfungsi sebagai pengganti kartu debit dan telah berisi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan kita saat kedatangan di Inggris.
Singkat cerita, mendaratlah saya di Birmingham Airport. Ada rasa haru ketika mengantri untuk pengecekan imigrasi. Akhirnya, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di benua biru, Eropa. Alhamdulillah.
Hal pertama yang saya lakukan setelah berbenah di akomodasi adalah mengurus BRP (Bio Residence Permit) atau semacam KTP-nya Inggris di University of Birmingham. Segala macam urusan administrasi tahun ajaran baru dilaksanakan pada induction week atau semacam ospek. Termasuk bertemu dengan rekan-rekan sekelas dan para pengajar. Kalau ada yang belum tahu saya belajar apa di University of Birmingham, silahkan klik di sini untuk bacaan lengkapnya.
Sekitar bulan Oktober, semua Chevening Scholars dari berbagai universitas di Inggris dikumpulkan jadi satu di ExCel London untuk mengikuti acara orientasi. Tidak hanya sebagai sarana berkumpul Chevening Scholars dari satu negara tapi juga sarana berkenalan dengan para PO dan Chevening Scholars dari negara lain. Acara orientasi adalah acara yang paling seru selama menjadi Chevening Scholars Dalam acara tersebut saya dan scholars lain benar-benar disambut sebagai duta dari negara asal kita. Kami mendapat sambutan khusus dari Boris Johnson dan spesial pesan video dari Prince of Wales, Pangeran Charles! Selain itu, kami banyak mendapat wejangan dari Lord Bilimoria dan Cassandra Stavrou yang sangat inspiratif. Coba Googling untuk tahu siapakah mereka berdua.
Rasanya saya semakin semangat menghadapi setahun ke depan yang pastinya akan penuh perjuangan! Dan siap kembali ke tanah air untuk berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia (meskipun sampai sekarang saya masih belum bisa berkontribusi apa-apa hehe)
Karena saya adalah Chevening-HSBC Scholars, maka saya mendapat dua kali orientasi. Pertama orientasi bersama di ExCel London, kedua orientasi khusus dengan HSBC scholars lainnya di kantor pusat HSBC di London. Ada sekitar 30-an scholars yang tergabung dalam HSBC-Chevening Scholars. Lagi-lagi kami dijamu dengan sangat baik. Kalau biasanya acara formal di Inggris identik dengan makan cold sandwich tapi di sini kami makan makanan yang tergolong fancy, salah satunya yang saya ingat adalah UDANG! Kami juga mendapat kesempatan mengunjungi dan masuk ke dalam FCO (Foreign & Commonwealth Office) dan Westminster. Gratis!
Sebagai bagian dari Chevening Network saya mendapat newsletter melalui email sebulan sekali. Bukan sekedar newsletter biasa. Ini adalah newsletter yang selalu saya tunggu-tunggu. Selain banyak mendapatkan informasi dasar mengenai bagaimana menjalani kehidupan sebagai pelajar di Inggris, saya juga banyak mendapat informasi tentang beragam tempat-tempat menarik untuk dikunjungi sekaligus cerita sejarahnya. Yang unik, Chevening selalu mengadakan acara-acara yang menarik setiap bulannya. Mulai dari short trip ke tempat-tempat asyik di Inggris, seminar, diskusi, volunteering activities hingga Chevening Conference.
Sebagai Chevening Scholars saya merasa ada keseimbangan antara waktu studi dengan waktu rekreasi. Nampaknya work-life balance ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang di Inggris. Sebagai contoh, hari Sabtu dan Minggu adalah hari keluarga dimana toko-toko akan tutup lebih awal. Saya perhatikan banyak orang menghabiskan Sabtu dan Minggu di rumah (karena jalanan mendadak sepi, bus dan kereta juga memiliki jadwal yang lebih longgar 30 hingga 60 menit sekali). Banyak juga yang bermain-main di taman atau park terdekat dari rumah mereka.
Selama menjadi Chevening Scholars, saya berkesempatan mengikuti lima kegiatan dari Chevening. Kenapa tidak mengikuti semua acaranya? Pertama karena jadwalnya tidak selalu pas dengan agenda kuliah. Kedua karena Chevening membatasi jumlah partisipan untuk setiap kegiatan agar semua scholars setidaknya pernah mengikuti satu acara atau kegiatan yang dilakukan oleh Chevening. Kegiatan pertama yang saya ikuti adalah Chevening Debate tentang 'Should responsibility for protecting the natural environment lie primarily with governments?', lalu mengunjungi Kielder Observatorium, Menjadi volunteer penanaman pohon di Marnham Fields, mengikuti Chevening Conference sebagai poster presenter, dan mengunjungi Nothern Ireland dengan Giant Causeway sebagai salah satu destinasi utamanya. Klik link masing-masing di atas untuk mengetahui lebih detail mengenai acaranya. Dari semua kegiatan tersebut favorit saya adalah Nothern Ireland. Tapi yang jelas semua kegiatannya selalu seru dan menyenangkan!
PO juga rutin melakukan kunjungan ke universitas dan menyediakan waktu untuk sekedar say hi hingga curhat mengenai kehidupan belajar yang sedang dijalani.
Namun tentu saja, dibalik suka cita perjalanan menjadi Chevening Scholars ada juga hal-hal menantang yang dihadapi selama studi. Mulai dari cuaca Inggris yang gloomy dan windy, jadwal kuliah dan tugas yang padat, menginap di perpustakaan untuk persiapan ujian, masuk angin hingga berjuang untuk membuat disertasi (di Inggris naskah thesis untuk S2 dikenal dengan nama disertasi) . Alhamdulillah, hal-hal menantang tersebut tidak malah membuat sedih tapi justru membuat rindu. Saya sendiri masih terharu jika ingat telah melewati ujian-ujian tersebut.
Satu hal yang harus dipegang ketika menjalani studi di negeri orang adalah support system dengan rekan dari Indonesia. Hal ini bukan berarti akan membuat kita tidak bisa bergaul dengan teman dari negara lain. Bergaul dan bersosialisasi dengan rekan-rekan pelajar dari Inggris dan negara lain tetap perlu, namun support system dengan rekan dari Indonesia juga penting. Karena bagaimanapun, hanya rekan-rekan dari Indonesia lah yang bisa memahami kita seutuhnya. Contohnya adalah masak bersama makanan Indonesia, minta stok tolak angin atau pijat dan kerokan. :-D
Tambahan, sebagai orang introvert terkadang saya banyak menghabiskan waktu di Winterbourne (taman kampus) atau sekedar jogging dan jalan-jalan di taman dekat rumah akomodasi (Selly Park dan Cotteridge Park).
Satu tahun rasanya sangat cepat sekali berlalu. Ada rasa rindu untuk segera pulang ke Indonesia tapi ada pula rasa enggan melepas suasana kehidupan yang sudah ada. Terlanjur nyaman, katanya. Ah, tapi saya percaya Indonesia juga sudah berjalan ke arah yang lebih baik. Budaya cashless yang makin marak, transportasi publik yang makin mudah dan nyaman, kebutuhan pejalan kaki yang makin terakomodasi (setidaknya di pusat-pusat wisata), kesadaran lingkungan untuk memisahkan sampah dan masih banyak lagi yang lainnya.
PS: Saya termasuk orang yang senang jalan-jalan ketika di Inggris. Tidak hanya pergi ke tempat baru tapi saya juga banyak mendapatkan pengalaman interaksi dengan warga lokal dan pengalaman-pengalaman unik yang tidak akan bisa dilupakan. Nanti akan saya buat seri khusus untuk menceritakannya ya!
![]() |
Email dari Program Officer |
Sebelum berangkat ke Inggris, setiap Chevening Scholars telah memiliki Program Officer (PO) yang akan memandu segala macam teknis persiapan keberangkatan. Keberadaan PO menjadi semacam perwakilan Home Office UK bagi tiap scholars. PO memiliki peran yang besar untuk memastikan para scholars tidak 'terlantar' dan kesusahan ketika tiba di Inggris.

Sebagai Chevening Scholars proses menuju keberangkatan bisa dibilang sangat lancar. Saya bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk segala macam urusan teknis keberangkatan. Mulai dari visa hingga tiket pesawat. Semuanya gratis. Saya juga sudah dibekali dengan cash card yang berfungsi sebagai pengganti kartu debit dan telah berisi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan kita saat kedatangan di Inggris.
Singkat cerita, mendaratlah saya di Birmingham Airport. Ada rasa haru ketika mengantri untuk pengecekan imigrasi. Akhirnya, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di benua biru, Eropa. Alhamdulillah.
Hal pertama yang saya lakukan setelah berbenah di akomodasi adalah mengurus BRP (Bio Residence Permit) atau semacam KTP-nya Inggris di University of Birmingham. Segala macam urusan administrasi tahun ajaran baru dilaksanakan pada induction week atau semacam ospek. Termasuk bertemu dengan rekan-rekan sekelas dan para pengajar. Kalau ada yang belum tahu saya belajar apa di University of Birmingham, silahkan klik di sini untuk bacaan lengkapnya.

Sekitar bulan Oktober, semua Chevening Scholars dari berbagai universitas di Inggris dikumpulkan jadi satu di ExCel London untuk mengikuti acara orientasi. Tidak hanya sebagai sarana berkumpul Chevening Scholars dari satu negara tapi juga sarana berkenalan dengan para PO dan Chevening Scholars dari negara lain. Acara orientasi adalah acara yang paling seru selama menjadi Chevening Scholars Dalam acara tersebut saya dan scholars lain benar-benar disambut sebagai duta dari negara asal kita. Kami mendapat sambutan khusus dari Boris Johnson dan spesial pesan video dari Prince of Wales, Pangeran Charles! Selain itu, kami banyak mendapat wejangan dari Lord Bilimoria dan Cassandra Stavrou yang sangat inspiratif. Coba Googling untuk tahu siapakah mereka berdua.
![]() |
after party Chevening Orientation |

Karena saya adalah Chevening-HSBC Scholars, maka saya mendapat dua kali orientasi. Pertama orientasi bersama di ExCel London, kedua orientasi khusus dengan HSBC scholars lainnya di kantor pusat HSBC di London. Ada sekitar 30-an scholars yang tergabung dalam HSBC-Chevening Scholars. Lagi-lagi kami dijamu dengan sangat baik. Kalau biasanya acara formal di Inggris identik dengan makan cold sandwich tapi di sini kami makan makanan yang tergolong fancy, salah satunya yang saya ingat adalah UDANG! Kami juga mendapat kesempatan mengunjungi dan masuk ke dalam FCO (Foreign & Commonwealth Office) dan Westminster. Gratis!
Sebagai bagian dari Chevening Network saya mendapat newsletter melalui email sebulan sekali. Bukan sekedar newsletter biasa. Ini adalah newsletter yang selalu saya tunggu-tunggu. Selain banyak mendapatkan informasi dasar mengenai bagaimana menjalani kehidupan sebagai pelajar di Inggris, saya juga banyak mendapat informasi tentang beragam tempat-tempat menarik untuk dikunjungi sekaligus cerita sejarahnya. Yang unik, Chevening selalu mengadakan acara-acara yang menarik setiap bulannya. Mulai dari short trip ke tempat-tempat asyik di Inggris, seminar, diskusi, volunteering activities hingga Chevening Conference.
Sebagai Chevening Scholars saya merasa ada keseimbangan antara waktu studi dengan waktu rekreasi. Nampaknya work-life balance ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang di Inggris. Sebagai contoh, hari Sabtu dan Minggu adalah hari keluarga dimana toko-toko akan tutup lebih awal. Saya perhatikan banyak orang menghabiskan Sabtu dan Minggu di rumah (karena jalanan mendadak sepi, bus dan kereta juga memiliki jadwal yang lebih longgar 30 hingga 60 menit sekali). Banyak juga yang bermain-main di taman atau park terdekat dari rumah mereka.

Selama menjadi Chevening Scholars, saya berkesempatan mengikuti lima kegiatan dari Chevening. Kenapa tidak mengikuti semua acaranya? Pertama karena jadwalnya tidak selalu pas dengan agenda kuliah. Kedua karena Chevening membatasi jumlah partisipan untuk setiap kegiatan agar semua scholars setidaknya pernah mengikuti satu acara atau kegiatan yang dilakukan oleh Chevening. Kegiatan pertama yang saya ikuti adalah Chevening Debate tentang 'Should responsibility for protecting the natural environment lie primarily with governments?', lalu mengunjungi Kielder Observatorium, Menjadi volunteer penanaman pohon di Marnham Fields, mengikuti Chevening Conference sebagai poster presenter, dan mengunjungi Nothern Ireland dengan Giant Causeway sebagai salah satu destinasi utamanya. Klik link masing-masing di atas untuk mengetahui lebih detail mengenai acaranya. Dari semua kegiatan tersebut favorit saya adalah Nothern Ireland. Tapi yang jelas semua kegiatannya selalu seru dan menyenangkan!
![]() |
PO berkunjung ke universitas |
![]() |
No pain no gain |
![]() |
Masak-masak bersama rekan-rekan Indonesia |
![]() |
Caught some sunny spells in the UK with Besties! |
Satu tahun rasanya sangat cepat sekali berlalu. Ada rasa rindu untuk segera pulang ke Indonesia tapi ada pula rasa enggan melepas suasana kehidupan yang sudah ada. Terlanjur nyaman, katanya. Ah, tapi saya percaya Indonesia juga sudah berjalan ke arah yang lebih baik. Budaya cashless yang makin marak, transportasi publik yang makin mudah dan nyaman, kebutuhan pejalan kaki yang makin terakomodasi (setidaknya di pusat-pusat wisata), kesadaran lingkungan untuk memisahkan sampah dan masih banyak lagi yang lainnya.
PS: Saya termasuk orang yang senang jalan-jalan ketika di Inggris. Tidak hanya pergi ke tempat baru tapi saya juga banyak mendapatkan pengalaman interaksi dengan warga lokal dan pengalaman-pengalaman unik yang tidak akan bisa dilupakan. Nanti akan saya buat seri khusus untuk menceritakannya ya!
Masyaallah, bismillah S2 bisa kesana aamiin... thanks for sharing kak, it means a lot to me ❤❤❤❤
ReplyDelete